Kamis, 24 Februari 2011

Azab Pada Orang Kafir/Dzalim Pasti Datang

Azab Pada Orang Kafir/Dzalim Pasti Datang,  Jadi Janganlah Meminta Disegerakan.

Dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya (Al 'Ankabuut 53)

Dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka (Al Ahqaaf 35)

Bersabar Terhadap Ujian Adalah Kewajiban

Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Luqman 17)

Sesungguhnya musibah adalah kebaikan

Rosulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki oleh ALLAH mendapat kebaikan, akan diuji oleh-NYA dengan suatu musibah” (al-Bukhari)

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya bala’ (musibah). Sesungguhnya ALLAH SWT apabila menyukai suatu kaum, DIA akan menguji mereka dengan suatu bala’. Barangsiapa yg rela menerimanya, maka dia mendapat keriodhaan ALLAH, dan barang siapa yg tidak rela, maka dia akan mendapat kemurkaan ALLAH (at Tirmidzi)

Sedekah tidak akan mengurangi harta

Sebagian orang menganggap bahwa sedekah mengurangi harta dan mendekatkan manusia kepada kefakiran, sehingga  ia akan hidup dalam kekhawatiran sekalipun memiliki banyak harta. Anggapan ini sesungguhnya hanyalah was-was dari setan yang dibisikkan ke dalam jiwa orang-orang yang lemah imannya.

“Setan menjadikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)” (Al-Baqarah 268)

Sesungguhnya harta tidak akan berkurang bahkan bertambah/berlipat ganda jika bersedekah. Dan orang yg bersabar saat mendapat penganiayaan, akan dimuliakan ALLAH

Rosulullah saw bersabda, “Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena disedekahkan dan tidaklah dianiaya seorang hamba dengan suatu penganiayaan,  lalu ia bersabar atasnya, kecuali ALLAH akan menambah kemuliaan baginya” (at Tirmidzi). (Makna dan Hikmah Sabar, 2000)

Bersabar atas hinaan

Bersabarlah Terhadap Orang Yg Menghinamu, Jauhi Saja Mereka Tanpa Membalas Hinaannya

Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik (Al Muzzammil 10)

Kesabaran Ali bin Abi Thalib ra

Ali pernah memanggil budaknya sampai mengulang 3 kali, namun tak ada jawaban. Maka dicarinya sibudak, lalu dilihatnya sedang berbaring. Ali berkata, "Apakah engkau tak mendengar?". "Ya, saya mendengar". "Lalu, mengapa engkau tak menjawab?" tanya Ali. "Karena saya yakin bahwa tuan tak akan menghukumku!". Mendengar itu, Ali berkata, "Pergilah, engkau kumerdekakan" (Al-Ghazali)

Kesabaran Ahnaf bin Qais

Seorang laki2 mencaci Ahnaf bin Qais, sementara ia tidak menjawabnya. Namun orang itu terus mengikutinya sambil menujukan caciannya. Sehingga ketika telah berada dekat dg kampung tempat tinggalnya, Ahnaf berhenti dan berkata, "Kalau masih ada yg tersisa dari cacian anda, katakanlah sekarang. Agar tak terdengar oleh beberapa anak2 nakal dikampungku, dan mengganggu anda karenanya (Al-Ghazali)

Jumat, 18 Februari 2011

Kesabaran Uwais Al-Qaraniy

Dikisahkan bahwa Uwais Al-Qaraniy sering dilempari batu oleh sekelompok anak-anak, setiap kali mereka melihatnya. Lalu katanya, "Hai saudara-saudaraku, kalau memang harus kalian melempari aku, tolong lempari aku dengan batu yg kecil-kecil saja. Agar kalian tak melukai kakiku yg akan menghalangiku untuk sholat dg berdiri" (Al Ghazali)

Kesabaran Dari Qais bin Ashim

Pernah ditanyakan kepada ahnaf bin Qais, "Dari siapakah anda belajar menjadi seorang penyantun (penyabar dan pemaaf)?"
"Dari Qais bin Ashim", jawab Ahnaf
"Sampai seberapa jauh kesantunannya itu?" tanya orang itu
"Pada suatu ketika, ia sedang duduk di rumahnya, ketika seorang budak perempuan membawakan untuknya daging bakar di atas sebuah nampan yang panas. Malang baginya, nampan itu terjatuh diatas kepala seorang bayi, putra Qais, yang menyebabkan kematiannya. Si budak itu menjadi amat ketakutan, namun Qais berkata kepadanya, "Tidak usah kamu merasa takut, sejak kini kumerdekakan kamu, semata-mata demi mengharap keridhaan ALLAH SWT" (Al-Ghazali)

Kesabaran Abu Utsman Al-Hiriy : hukuman abu

Suatu ketika Abu Utsman Al-Hiriy sedang berjalan disebuah lorong sempit, ketika seseorang -dari atap sebuah rumah- melemparkan sebuah baskom penuh abu diatas kepalanya. Segera ia turun dari tunggangannya dan melakukan sujud syukur, kemudian menepiskan abu itu dari pakaiannya. Ia pun melanjutkan perjalanannya tanpa mengatakan sesuatu. Beberapa diantara kawan-kawannya berkata kepadanya, "Tidakkah seharusnya anda memerahi mereka?". Ia menjawab, "Orang yang layak baginya memperoleh hukuman api (neraka), lalu (oleh ALLAH) diberi keringanan dengan hanya menerima hukuman dengan abu, tidaklah patut baginya untuk marah!" (Al-Ghazali)

Kesabaran Abu Utsman AL-Hiriy

Suatu ketika, Abu Utsman AL-Hiriy diajak makan oleh seorang yang sengaja ingin mengujinya. Maka ketika sampai dirumahnya, orang itu berkata, "Tak ada urusanku denganmu!". Mendengar itu, Abu Utsman segera pulang. Tetapi, belum begitu jauh ia melangkah, si pemilik rumah memanggilnya kembali. Dan kembalilah ia. Namun ketika sampai di depan rumahnya, orang itu berkata lagi, "Hai Ustadz, pulanglah!". Dan ia pun melangkah untuk pulang, sedangkan si pemilik rumah membiarkannya pergi sebentar, lalu memanggilnya kembali, untuk ketiga kalinya. Abu Utsman menurut saja, dan kembali mendatangi orang itu. Ketika sampai didepan pintunya, orang itu berkata, "Aku tidak punya waktu untukmu!". Dan sekali lagi Abu Utsman melangkah pulang, tetapi orang itu memanggilnya lagi. Begitulah seterusnya, berulang kali ia memperlakukan ABu Utsman seperti itu, sementara Abu Utsman tidak menunjukkan kekesalan hatinya sedikit pun. Sampai akhirnya, si pemilik rumah bersimpuh dibawah kedua kaki Abu Utsman, seraya berkata, "Wahai Ustadz, sesungguhnya aku hanya ingin menguji kesabaranmu. Betapa mulianya akhlak Anda!". Maka berkatalah Abu Utsman, "Sesungguhnya yg anda lihat dariku itu, tak lebih dari perangai seekor anjing (merasa tak berharga dihadapan ALLAH), apabila dipanggil, ia segera datang, dan apabila dibentak, ia pun terdiam". (Al-Ghazali)

Kesabaran Ibrahim bin Adham

Dikisahkan bahwa, pada suatu hari, Ibrahim bin Adham  pergi ke suatu tempat di padang pasir, dan berjumpa dengan seorang tentara yang menegurnya: "Engkau seorang hamba/budak?" "Ya" jawab Ibrahim. Orang itu bertanya lagi: "Dimana tempat yang dihuni orang banyak?". Mendengar itu, ibrahim menunjuk ke tempat pekuburan. Orang itu mengulangi lagi pertanyaannya: "Yang saya tanyakan adalah tempat yg banyak penghuninya!" Jawab Ibrahim: "Itulah pekuburan". Merasa dipermainkan, tentara itu menjadi marah dan memukul kepala Ibrahim dg sebuah cambuk, sehingga menyebabkannya terluka dan berdarah. Lalu dikembalikannya ke kota dan berjumpa dg para pengikutnya. Mereka menanyakan: "Apa yg terjadi?" Tentara itu memberi tahu mereka mengenai pertanyaannya serta jawaban yg diterimanya. Orang-orang itu menjelaskan: "Ini adalah Ibrahim bin Adham!". Mendengar itu si tentara terkejut dan segera turun dari kudanya, lalu mencium kedua tangan dan kaki Ibrahim, sambil meminta maaf darinya.

Setelah itu beberapa orang menanyakan kepada Ibrahim, "Mengapa anda mengatakan kepadanya bahwa Anda seorang hamba/budak?" Jawab Ibrahim: "Ia tidak menanyakan kepadaku: "Hamba siapa anda?" tetapi bertanya : "Apakah anda seorang hamba/budak?" Maka aku pun menjawab "Ya". Karena aku adalah hamba ALLAH. Dan ketika ia memukul kepalaku, kumintakan surga baginya dari ALLAH SWT". Seorang dari mereka bertanya, "Mengapa? Bukankah ia telah menzalimi anda?". Jawab Ibrahim : "Aku tahu bahwa aku akan memperoleh pahala karena (bersabar atas) perbuatannya itu. Maka aku tak mau bagian yang kuperoleh darinya berupa kebaikan (pahala), sedangkan bagian yg diperolehnya dariku berupa keburukan (dosa karena telah memukulnya)". (Al-Ghazali)

Merasa puas dengan dunia

Kesenangan kepada dunia, bernikmat-nikmat dg dunia, sungguh merupakan racun pembunuh, mengalir dalam urat-urat menuju hati, lalu mengeluarkan darinya semua perasaan takut, gelisah, ingatan kepada maut dan kepada kegalauan Hari Kiamat. Dan itulah saat-saat kematian hati. Sebagaimana firman ALLAH :
"mereka merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengannya" (Yunus 7). (Al-Ghazali)

Selasa, 15 Februari 2011

Berlatih untuk diam

Siapa saja yang berniat menjaga lidahnya dari perbuatan menggunjing dan mencampuri urusan orang lain, hendaknya ia memaksa lidahnya agar senantiasa diam, kecuali untuk berdzikir kepada ALLAH, atau mengucapkan sesuatu yang perlu dalam agama. Sedemikian itu, sampai syahwatnya untuk berbicara menjadi mati sama sekali, dan ia tidak akan mengucapkan apa pun selain sesuatu yg haq (Al-Ghazali)

Tingkatan manusia dalam mengingat ALLAH

Dalam melaksanakan dzikir kepada ALLAH SWT, manusia terbagi atas empat tingkatan :

Pertama, seorang yg jiwanya 'tenggelam' dalam ingatan kepada-NYA. Tak sedikit pun ia akan berpaling kepada dunia, kecuali dalam keperluankeperluan hidup yg benar-benar dharuri (tidak boleh tidak). Orang seperti ini, termasuk kelompok shiddiqin (yg benar-benar tulus kepada-NYA atau para waliyullah). Tak seorang pun mampu mencapai tingkatan ini, kecuali dengan riyadhah dam kesabaran dalam menjauhi segala keinginan hawa nafsu, selama waktu yang amat lama.

Kedua, seorang yg hatinya telah 'ditenggelamkan' oleh kesibukan dunia, Sedemikian, sehingga tak ada lagi kesempatan untuk mengingat ALLAH, kecuali yang berupa bisikan yg meilntas, ketika berdzikir dengan lisannya saja, tanpa dihayati oleh hati. Orang seperti ini termasuk kelompok halikin (orang-orang yg binasa)

Ketiga, seorang yang disibukkan oleh dunia dan agama bersama-sama, namun yang lebih sering menyibukkan hatinya adalah agamanya. Orang seperti ini tidak terhindar sama sekali dari keharusan mendatangi neraka. Walaupun ia nantinya, akan diselamatkan dalam waktu yang singkat, tergantung banyak atau sedikitnya waktu yg dilaluinya dalam menyibukkan hatinya dalam mengingat ALLAH SWT

Keempat, seorang yang disibukkan oleh kedua-duanya, namun kesibukan dunianya lebih dominan atas hatinya. Orang seperti ini, akan menghuni neraka dalam waktu yang cukup lama, walaupun akhirnya ia pasti keluar juga, mengingat cukup kuatnya dzikir kepada ALLAH dalam hatinya, meskipun dzikirnya kepada dunia sering kali lebih menguasainya. (Al-Ghazali)

Belajar Untuk Diam Dan Hindari Bicara Hal YG TDK Bermanfaat

Rosulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah ia diam" (HR Bukhari Muslim)

Putih dan hitamnya hati

Ali ra berkata, "Iman tampak sbg suatu nuktah (titik) putih dihati, setiap kali iman bertambah (dg ibadah), bertambah pula titik2 putih itu. Bila telah sempurna iman seseorang, maka hatinya menjadi putih benderang seluruhnya. Dan kemunafikan sbg titik hitam dihati, makin bertambah kemunafikan (dg maksiat), bertambah pula titik2 hitam itu, bila telah sempurna kemunafikan, hitam kelamlah hati seluruhnya" (Al-Ghazali)

Dunia bukan untuk dinikmati

Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Barang siapa merindukan surga, niscaya ia takkan tergiur oleh segala kesenangan dunia". (Al-Ghazali)

Sebisa mungkin hindari kenikmatan dunia (meskipun kenikmatan yg mubah), agar tidak lupa dengan kehidupan akhirat

Keutamaan akhlak yang baik

Anas bin malik berkata, "Seorang hamba -dengan akhlaknya yang baik- dapat mencapai derajat tertinggi di surga, sedangkan ia bukanlah seorang ahli ibadah. Dan -dengan akhlaknya yang buruk- dapoat terhempas ke dasar paling bawah neraka Jahanam, sedangkan ia seorang ahli ibadah". (Al-Ghazali)

Akhlak buruk jalan menuju neraka

Ada seseorang berkata kepada Rosulullah saw, "Ada seorang perempuan yang berpuasa di siang hari dan bertahajud di malam hari, sementara akhlaknya buruk. Ia mengganggu para tetangganya dengan ucapan lidahnya".
Maka Rosulullah saw bersabda, "Tak sedikit pun kebaikan ada padanya. Ia adalah penghuni neraka". (Al-Ghazali)

Senin, 07 Februari 2011

Menjaga lisan dari kata-kta kotor

Sebenarnya yg paling sering dilakukan oleh orang yg berbicara kotor dan keji adalah doisaat bertengkat dan berdebat, pada saat itulah setan berusaha keras agar diantara keduanya tidak mau mengalah dan selalu ingin menang. Dan kalau sudah terjadi begini keduanya terjatuh pada akhlak yang hina. Sebagaimana sabda Nabi saw :

"Orang laki-laki yang paling dibenci ALLAH, ialah orang yang paling buruk pertengkarannya" (HR Bukhari Muslim)

Yang dimaksudkan dengan buruk pertengkarannya adalah ucapan-ucapan kotor yang dilontarkan pada waktu bertengkar, menyindir, menghina, mengejek dan lain-lain. (Pembersihan Jiwa, 2001)

Berhati-hati dengan makanan haram

Abu Bakar as Shiddiq terkenal seorang yg wara' (berhati-hati). Beliau seorang yg sangat teliti mengenai soal pakaian dan makanan. Apabila dihidangkan makanan, beliau tidak begitu saja memakannya, tetapi diselidikinya terlebih dahulu apakah betul-betul halal?. Beliau suka berkata, "Darimana atau dari siapa, dan bagaimana didapatnya?". Dan setelah beliau yakin benar bahwa makanan itu halal, barulah dimakannya. Tetapi kalau tidak, atau beliau masih ragu-ragu, beliau tidak segan-segan minta maaf untuk tidak memakannya atau mengucapkan terimakasih dan menahan diri daripadanya.

Pada suatu hari datang seorang abid (ahli ibadah) dengan membawa dan menghidangkan makanan kehadapan beliau. Kebetulan sekali pada waktu itu beliau sedang dalam keadaan lapar, memang benar-benar tidak ada makanan di rumahnya.

Dengan pandangan seorang yg lapar melihat makanan yg tampaknya enak pula, beliau mulai makan, tanpa mengadakan tanya jawab atau menyelidiku dulu sebagaimana biasanya. Setelah beberapa suap, beliau teringat dan berhenti makan. Beliau terus memanggil abid yg membawa makanan tadi dan menanyakan sumber makanan tersebut. Ternyata menurut pandangan beliau makanan itu terdapat sedikit syubhat (samar-samar antara haram dan halal). Dengan segera beliau berlari keluar sambil memasukkan jari telunjuknya ke dalam kerongkongan untuk memuntahkan makanan itu kembali. Beliau usahakan dengan bantuan air hangat, sehingga bersih benar.

Ketika beliau memuntahkan dan membersihkan mulutnya, ada orang yg melihat dan bertanya, "Apakah tuan lakukan ini semua karena hanya satu suapan saja?". Beliau menjawab, "Demi ALLAH, jika makanan tadi tidak mau keluar melainkan dengan nafasku, niscaya akan keluar juga. AKu telah mendengar Rosulullah saw bersabda :

"Setiap daging yang tumbuh dari sumber yang haram, api neraka lebih berhak baginya".

(Pembersihan Jiwa, 2001)

Sabtu, 05 Februari 2011

Taqwa yang sempurna

Taqwa seseorang dikatakan sempurna apabila orang tersebut telah menjaga diri dari perbuatan dosa walaupun seberat biji sawi/atom sekalipun, bahkan bersedia meninggalkan yg syubhat, yaitu sesuatu yg kehalalannya masih diragukan dg takut tergelincir kpd yang haram, dg demikian terbentuklah benteng yg kokoh diantara dirinya dg barang haram dan perbuatan yg dimurkai ALLAH SWT. (Pembersihan Jiwa, 2001)

Dibalik cobaan dan ujian ALLAH

Semua ujian dan cobaan yang menimpa pada manusia itu karena :

- Disebabkan kedurhakaan terhadap ALLAH oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapuskan dosa kedurhakaannya itu agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaannya

- Takdir ALLAH sendiri untuk menguji hamba-NYA dan kelak di akhirat akan diganti dengan rahmat dan keridhaan-NYA, kalau yang diuji itu bersabar dan tawakal kepada ALLAH

Apabila seseoorang menghadapi cobaan dan penderitaan itu dengan ridha, ikhlas dan mencari jalan keluar dengan cara yg sebaik-baiknya, tidak mengeluh, tidak mengaduh apalagi merintih, maka ALLAH Ta'ala pasti akan memudahkan baginya urusan hisabnya. ALLAH akan menyegerakan pahalanya, memberkati kehidupannya sehingga timbangan amalnya tidak berat dengan kejahatan, tetapi akan berat dengan ketaatan dan pahala. Jadi apabila manusia itu menghadapi ujian dengan sabar, maka ia termasuk lulus dari ujian tersebut. Dan apabila menghadapi ujian dengan tidak sabar, maka tergolong putus asa dan itu bukan karakter seorang muslim. (Pembersihan jiwa, 2001)

Jumat, 04 Februari 2011

Karomah Umar bin Khattab ra

Rosulullah saw bersabda, “Sungguh pada umat terdahulu terdapat muhaddatsun, yakni orang-orang yg berbicara dengan Tuhan. Jika salah seorang mereka ada pada umatku, maka tentu Umar bin al-Khattab”.
ALLAH telah memberikan al-firasah kepada al-muhaddats (seorang Wali mitra dialog ALLAH) karena hijab diantara Wali dg ALLAH sudah terangkat, Firasat seperti inilah yang dialami oleh Umar bin Khattab ketika beliau berdasar ilham berbicara dimimbar di madinah (sedang ceramah di masjid nabawi), memberikan perintah kepada Sariyah ibn Zunaym, panglima tentaranya (yg pada saat itu sedang berperang dan tentaranya kocar-kacir terkepung pasukan kafir di Irak/persia). Umar bin Khattab berkata (berteriak) : “Wahai Sariyah ibn Zunaym, diatas bukit! diatas bukit!”. Para tentara (muslimin) yg sedang berperang di Irak itu mendengar perintah Umar bin Khattab, padahal mereka berada di tempat yg sangat jauh dalam jarak perjalanan satu bulan dari madinah. Mereka (pasukan muslimin) kemudian menuju ke atas bukit itu dan memperoleh kemenangan atas musuh, berkat pertolongan ALLAH melalui perintah Umar bin Khattab ra tersebut”. (Apakah Wali itu ada?, 2005)

Berdzikir akan membuat hati menjadi tenang

orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati (dzikir) Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra'd 28)

Satu dan 72 golongan pembuat bid'ah mungkar

Rosulullah saw bersabda, "Sesungguhnya bani israel telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, semuanya dineraka kecuali satu. Kemudian sepeninggal Isa putra Maryam, mereka telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, semua di neraka kecuali satu. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya dineraka kecuali satu". Para sahabat bertanya, "Siapakah yg satu itu?". Beliau bersabda, "Orang-orang yang mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku".

Golongan yg satu adalah Ahlus-Sunnah, sedangkan 72 golongan yg lain adalah para ahli bid'ah (yang mungkar). Ke tujuh puluh dua golongan tsb adalah :

KHAWARIJ
Mereka adalah golongan yg memusuhi Ali bin Abi Thalib ra. Tidak beriman kepada siksa kubur, telaga Nabi, dan Syafaat Nabi saw. Mereka tidak menganggap jamaah kecuali dibelakang imam mereka. Khawarij terpecah menjadi 15 golongan. Ada yg memperbolehkan membunuh anak2 kaum musrikin. mengharamkan rajam. ada yg menganggap surat Yusuf tidak termasuk Al-Quran dll

SYI'AH
Dikatakan syiah karena terlalu mengkhultuskan ALI melebihi para sahabat lainnya, dan tidak mengakui kepemimpinan Abu Bakar dan Umar. Syiah pecah menjadi 32 golongan. Ada yg mengatakan bahwa Ali memiliki sifat-sifat ketuhanan dan kenabian yg luar biasa, ada yg menganggap ALLAH tidak mengetahui sesuatu yg akan terjadi sebelum peristiwa itu terjadi, ada yg menganggap ALLAH berbentuk seperti manusia, ada yg menganggap ALLAH itu nur yg berbentuk seorang lelaki, ada yg menganggap jibril salah mengharntarkan wahyu, seharusnya ke Ali, ada yg menganggap surga neraka tidak ada, ada yg menganggap para imam adalah nabi-nabi yg terpercaya dll

MURJI'AH
Terpecah menjadi 12 aliran. mereka menganggap orang yg mengucapkan Laillahaillallah, setelah melakukan segala jenis kemaksiatan, maka tidak akan masuk neraka, ada yg mengingkari timbangan amal dan siksa kubur, mereka menganggap iman adalah ucapan saja tanpa perbuatan, dan iman mereka, malaikat, iman nabi, semuanya sama tidak bertambah dan berkurang, dll

MU'TAZILLAH dan QADARIYAH
Terpecah menjadi 6 golongan. Mereka orang2 yg menolak apa yg disepakati kaum muslimin, mereka menganggap orang yg berdosa besar bukanlah orang kafir dan bukanlah orang mukmin, mereka menafikan semua sifat ALLAH SWT. menurut mereka ALLAH tidak memiliki sifat ilmu, qudrah, hasyah, sama', bashar. tidak percaya azab kubur dan mizan (timbangan). menolak syafaat Nabi saw bagi orang2 yg melakukan dosa besar, ada yg menganggap ALLAH tidak menciptakan warna, rasa, bau, mati, dan hidup, semuanya itu perbuatan jisim yg terjadi dg sendirinya dll

MUSYABBIHAN
Pecah menjadi tiga. Mereka menganggap ALLAH itu jisim. Dia menyerupai bentuk manusia yg memiliki daging, darah, kepala, lidah , leher.

JAMHIYAH
Mereka menolak bahwa ALLAH mengetahui sesuatu yg belum ada. Surga dan neraka itu akan fana. Menafikan sifat-sifat ALLAH.


DHARARIYAH

Dia mengatakan bahwa jisim adalah susunan beberapa unsur, bisa jadi unsur2 itu berubah menjadi jisim


NAJARIYAH

mereka menafikan sifat-sifat ALLAH dan menganggap AL-Quran adalah makhluk


KILABIYAH

mereka mengatakan bahwa sifat-sifat ALLAH itu tidak qadim dan tidak hadits (baru)


Golongan AS-SALAMIYAH

mereka berpendapat bahwa pada hari kiamat ALLAH SWT akan terlihat dalam bentuk manusia seperti umat Muhammad dll

(al-Ghunyah, Syaikh ABdul Qadir Jailani, 2010)

Pendapat Imam Syafi'i terhadap bid'ah

riwayat abu nu'im,imam syafi'i pernah berkata:
"Bid'ah itu ada 2 macam,satu bid'ah terpuji dan yg lain bid'ah tercela. Bid'ah terpuji ialah (pekerjaan keagamaan yg tdk dikenal pd zaman rasulalloh) yang sesuai dgn sunnah, sdangkan bid'ah yg tercela ialah(pekerjaan keagamaan yg tdk dikenal pd zaman rasulalloh)yang tidak s...esuai dgn sunnah atau menentang sunnah"
[fathul bari juz 17 hlm 10]

Pendapat Imam Syafi'i terhadap bid'ah

riwayat abu nu'im,imam syafi'i pernah berkata:
"Bid'ah itu ada 2 macam,satu bid'ah terpuji dan yg lain bid'ah tercela. Bid'ah terpuji ialah (pekerjaan keagamaan yg tdk dikenal pd zaman rasulalloh) yang sesuai dgn sunnah, sdangkan bid'ah yg tercela ialah(pekerjaan keagamaan yg tdk dikenal pd zaman rasulalloh)yang tidak sesuai dgn sunnah atau menentang sunnah"
[fathul bari juz 17 hlm 10]

Ustad, ulama, dan Para Wali

Cukup percayalah 85% kepada para ulama dan ustad, karena mereka hanya mempunyai ilmu dan masih ada sedikit nafsu, percayalah 95% pada para Wali, karena mereka dibimbing langsung oleh Nabi Khidir as, malaikat, dan Nabi saw (lewat mimpi), hati mereka pun selalu terpaut kepada ALLAH. dan 100% percayalah kepada Nabi dan Ro...sul karena mereka mendapat Wahyu langsung dari ALLAH.

Penyusunan Mushaf Al-Quran

Umar bin Khattab memaksa Abu Bakar untuk menyusun mushaf, tetapi Abu Bakar menolak bahwa hal tersebut tidak diperintahkan Nabi saw dan termasuk bid'ah. Setelah perdebatan dan melihat kemaslahatan, akhirnya ABu Bakar setuju. Kemudian menyuruh Zaid bin Tsabit ra. Zaid pun menolak karena takut bid'ah, setelah berdebat akh...irnya zaid pun setuju. Alhamdulillah kesucian AL-Quran terjaga berkat inovasi (bid'ah) mereka.

Bid'ah yg baik dan yang mungkar

Rosulullah saw bersabda, "Siapa yang menggagas didalam islam suatu inovasi yang baik, kemudian gagasan itu diamalkan oleh (orang2 yg datang) sesudahnya, maka bagi penggagas dicatat pahala yg sebanding dengan pahala orang-orang yg mengamalkannya, tidak berkurang sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa didalam islam menggagas suatu inovasi yang buruk, kemudian gagasan yg buruk itu diamalkan oleh (orang2 yg datang) sesudahnya, maka bagi penggagas dicatat dosa yg sebanding dg dosa orang-orang yg mengamalkannya, tidak berkurang sedikit pun  dari dosa mereka" (HR Muslim)

contoh inovasi yg baik : penyusunan mushaf Al-Quran (Abu Bakar ra), sholat taraweh berjamaah 20 rakaat (Umar bin Khattab), berdzikir dg tasbih (sahabat ra), majlis dzikir/dzikir berjamaah (sahabat ra), doa qunut (imam Syafii), tahlilan (Walisongo) dll