Sebuah hadist qudsi barangkali baik untuk perenungan kita tentang kebahagiaan dan kesengsaraan. DUlu ada seorang raja yang sepanjang hidupnya hanya berbuat maksiat dan zalim. Kemudian dia jatuh sakit. Para tabib meminta raja agar mengucapkan selamat berpisah saja sebab dia tidak bisa diosembuhkan kecuali dengan sejenis ikan. Saat itu bukan musimnya ikan tersebut muncul. ALLAH mendengar itu, memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan agar muncul di permukaan. Raja akhirnya dapat memakan ikan itu. Dia sembuh.
Pada saat lain di negeri lain, ada seorang raja yang adil, saleh, jatuh sakit. Para tabib menyatakan hal yang sama, bahwa obatnya adalah ikan yang ada di perairan tertentu. Tapi, jangan kawatir, ujar tabib, saat ini adalah saat ikan itu bermunculan di permukaan. Jadi, dengan mudah akan didapatkan obat bagi sakitnya sang raja. Saat itu ALLAH memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu di tempat tersembunyi. Tentu saja, raja yang shaleh dan adil itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Konon di alam malaikat, para malaikat kebingungan. Mengapa doa raja yang shaleh tidak dipenuhi sementara dooa raja yang zalim dipenuhi? Kemudian ALLAH berfirman, "Walaupun raja itu zalim, dia pernah berbuat baik. Demi kasih sayang-KU, aku berikan balasan pahala amal baiknya. Sebelum meninggal dunia, masih ada amal baiknya yang belum aku balas. Maka aku segerakan membalasnya, supaya dia datang kepada-KU hanya dengan membawa dosa-dosanya. Demikian juga dengan raja yang shaleh. Walaupun dia banyak berbuat baik, dia pernah berbuat buruk. Aku balas semua keburukannya dengan musibah. Menjelang kematiannya, masih ada dosanya yang belum KUbalas. Maka, AKU tolak doanya untuk mendapatkan kesembuhan, supaya dia datang kepada-KU, dia hanya membawa amal salehnya". (La Tahzan for Teens, 2008)
nb : beruntunglah orang-orang yg mendapat musibah, jika bersabar maka dosa-dosanya akan digugurkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar