Dalam melaksanakan dzikir kepada ALLAH SWT, manusia terbagi atas empat tingkatan :
Pertama, seorang yg jiwanya 'tenggelam' dalam ingatan kepada-NYA. Tak sedikit pun ia akan berpaling kepada dunia, kecuali dalam keperluankeperluan hidup yg benar-benar dharuri (tidak boleh tidak). Orang seperti ini, termasuk kelompok shiddiqin (yg benar-benar tulus kepada-NYA atau para waliyullah). Tak seorang pun mampu mencapai tingkatan ini, kecuali dengan riyadhah dam kesabaran dalam menjauhi segala keinginan hawa nafsu, selama waktu yang amat lama.
Kedua, seorang yg hatinya telah 'ditenggelamkan' oleh kesibukan dunia, Sedemikian, sehingga tak ada lagi kesempatan untuk mengingat ALLAH, kecuali yang berupa bisikan yg meilntas, ketika berdzikir dengan lisannya saja, tanpa dihayati oleh hati. Orang seperti ini termasuk kelompok halikin (orang-orang yg binasa)
Ketiga, seorang yang disibukkan oleh dunia dan agama bersama-sama, namun yang lebih sering menyibukkan hatinya adalah agamanya. Orang seperti ini tidak terhindar sama sekali dari keharusan mendatangi neraka. Walaupun ia nantinya, akan diselamatkan dalam waktu yang singkat, tergantung banyak atau sedikitnya waktu yg dilaluinya dalam menyibukkan hatinya dalam mengingat ALLAH SWT
Keempat, seorang yang disibukkan oleh kedua-duanya, namun kesibukan dunianya lebih dominan atas hatinya. Orang seperti ini, akan menghuni neraka dalam waktu yang cukup lama, walaupun akhirnya ia pasti keluar juga, mengingat cukup kuatnya dzikir kepada ALLAH dalam hatinya, meskipun dzikirnya kepada dunia sering kali lebih menguasainya. (Al-Ghazali)
ALLAH
BalasHapus