Rosulullah saw bersabda, "Apabila mereka telah masuk ke dalam neraka, mereka akan tinggal didalamnya selama tujuh puluh tahun tidak digigit ular atau disengat kalajengking. Namun selama itu mereka akan dibakar oleh api neraka lalu tubuh mereka diganti dengan daging dan kulit baru, bukan daging dan kulit sebelumnya. Mereka berteriak meminta makan. Para malaikat memberinya makanan berupa walimah, yakni jenis makanan yang lebih keras dari besi. Mereka menggigitnya namun sedikit pun tidak bisa memakannya. Mereka melemparkan makanan itu dari mulut mereka. Kemudian mereka mulai memakan tangannya sendiri karena terlalu lapar. Mula-mula memakan jari, lalu telapak tangan, lalu lengan, hingga sampai siku mereka. Dari siku, mereka makan lagi sampai pundak mereka. Sekiranya ada sesuatu yang bisa dijangkau oleh mulut mereka, tentu mereka akan memakannya juga.
Setelah memakan tubuh mereka sendiri, mereka diseret dengan besi melalui urat tumit mereka dan digantungkan di pohon zaqum. Mereka tergantung dengan kaki diatas dan kepala dibawah. Dibawah mereka api menyala-nyala. Mereka menatap api itu dengan wajah mereka selamatujuh puluh tahun sehingga jasad mereka meleleh tinggal ruhnya saja. Kemudian mereka diberi kulit dan jasad yang baru. Selanjutnya mereka digantungkan dengan jari-jari mereka, dan kobaran api menjilat-jilat dari bawah mereka. Api itu akan masuk dari pantat mereka dan memakan hati mereka. Sehingga, api akan keluar dari tenggorokan, mulut, dan telinga mereka selama tujuh puluh tahun. Kembali tulang dan daging mereka hancur lumat sehingga tinggal ruh nya. Setelah itu, mereka diberi kulit dan daging yang baru. Mereka digantung dengan mata mereka dan senantiasa disiksa sampai lumat seperti sebelumnya, hingga tidak ada bagian tubuh kecuali akan digantung juga dengannya. Sehingga, kematian akan datang kepada mereka dari tempat anggota badan itu, namun mereka tidak bisa mati sedangkan dibelakang mereka ada siksa yang sangat pedih. Setelah mereka mengalami penyiksaan sedemikian rupa, para malaikat akan membawa mereka ke tempat tinggalnya dalam keadaan terbelenggu dengan rantai, dan dalam keadaan tertelungkup diatas wajahnya". (al-Ghunyah; Syaikh Abdul Qadir Jailani, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar