Rosulullah saw bersabda, "Ketika itu, neraka jahannam meminta izin kepada Tuhannya Azza Wa Jallah untuk bersujud. ALLAH SWT berfirman kepadanya, "Ya bersujudlah". Maka dia bersujud yang lamanya masya ALLAH. ALLAH SWT berfirman kepadanya, "Bangunlah". Kemudian ia mengangkat kepalanya lalu berkata, "Segala puji bagi ALLAH Yang telah menjadikan aku untuk menyiksa orang yang mendurhakai-NYA dan tidak menjadikan satu makhluk pun untuk menyiksaku". Kemudian jahanam itu mengeluarkan suara yang mengerikan, sehingga jika seorang malaikat, rasul, atau siapapun yang menyaksikannya pasti akan jatuh diatas lututnya. Kemudian jahanam itu mengeluarkan suara lagi untuk yang kedua kalinya, maka tidak ada satu tetes air mata seorang pun kecuali pasti akan mengalir. Kemudian jahanam mengeluarkan suaranya lagi untuk yang ketiga kalinya. Seandainya setiap orang memiliki amal seperti tujuh puluh orang nabi, dia pasti akan jatuh tersungkur dihadapannya. Kemudian ia mengeluarkan suara lagi yang keempat kalinya, maka tidak ada seorang kali pun kecuali akan terhenti perkataannya. Kecuali Jibril, Mikail, Dan Ibrahim as, mereka bergantung dibawah Arsy. Masing-masing diantara mereka berkata, "Nafsi, nafsi, nafsi. AKu tidak memohon kepada ENGKAU kecuali selamat darinya".
Kemudian neraka mengeluarkan bola api sebanyak bintang dilangit. Besar setiap bola api itu seperti sebesar mega yang tebal, yang muncul dibarat. Bola api itu jatuh diatas kepala manusia. Inilah bola api dimana ALLAH berjanji akan menjaga dan menyelamatkan darinya bagi orang-orang beriman yg setia melaksanakan nadzarnya dan takut terhadap siksa-NYA. ALLAH SWT akan menyelamatkan orang-orang yg memiliki iman, ahli tauhid, dan ahli sunnah dari kesusahan hari itu, menyirami mereka dengan Rahmat-NYA, memudahkan hisabnya, dan memasukkan mereka ke dalam surga dengan abadi. ALLAH SWT juga akan menambahkan ketakutan, penderitaan, dan siksaan, kepada orang-orang kafir, ahli syirik dan para penyembah berhala, serta memasukkan mereka ke dalam neraka selama-lamanya". (al-Ghunyah; Syaikh ABdul Qadir Jailani, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar